Sedikit Cerita Tentang Batam : Pesona dan Keunikannya
Kota Batam sebagai
sebuah pulau dan kepulauan dan juga sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka,
tentunya memiliki pelabuhan. Kerennya, di kota ini memiliki lima pelabuhan utama
yang mendukung kegiatan ekspor dan impor, menjadikannya titik strategis dalam
peta perdagangan internasional. Selain pelabuhan, Batam memiliki bandara dengan
landasan pacu terpanjang di Indonesia yaitu Bandara Internasional Hang Nadim dengan
landasan pacu sepanjang 4.025 meter, yang tidak hanya menandakan kemajuan
infrastruktur tetapi juga kapasitasnya dalam menerima penerbangan
internasional.
Masyarakat Kota
Batam memiliki beragam agama, budaya, suku dan golongan dikarenakan masyarakatnya
yang heterogen. Beberapa suku yang dominan antara lain Melayu, Jawa, Batak,
Minangkabau, dan Tionghoa. dan mayoritas penduduknya yaitu berasal dari Suku
Melayu. Tidak heran jika Kota Batam dikenal dengan kuliner khas campuran dari
budaya Melayu dan Tionghoa terenak di Indonesia. Kuliner khas tersebut yaitu
Sup Ikan Batam, Gonggong, Mie Tarempa, Nasi Lemak Batam, Nasi Dagong, Luti
Gendang dan masih banyak lagi.
Selain
kulinernya yang khas, Kota Batam sebagai kota dengan banyaknya pendatang
memiliki bahasa yang beragam. Namun, yang menjadi dominan yaitu bahasa melayu
riau, bahasa batak dan bahasa minang. Terdapat beberapa kosakata yang biasa
digunakan oleh masyarakat Kota Batam dalam kehidupan sehari-harinya, diantaranya
yaitu:
- Kata “Teh Obeng”
Es teh di Pulau
Batam memiliki sebutan lain yaitu “teh obeng”. Sebutan tersebut berawal dari
minuman khas negara tetangga yaitu Singapura. Teh Obeng merupakan minuman yang
terbuat dari daun teh yang direbus dan memiliki aroma teh herbal yang khas dan
disajikan dengan es Kristal atau biasa disebut “apeng”. Pada awalnya, kata teh
obeng dibaca dengan sebutan teh apeng oleh warga Tionghoa. Tetapi, lama
kelamaan adanya perubahan sebutan menjadi teh obeng oleh warga keturunan
Tionghoa Singapura di Batam akibat dari pengaruh dialektika bahasa melayu
indonesia yang merupakan bahasa ibu dari masyarakat Kota Batam. Selain kata teh
obeng yang mempunyai arti es teh, sebutan untuk teh panas yaitu “teh o” dan teh
tawar yaitu “teh tong”.
- Kata “Nak”
Kata “Nak” dalam
bahasa melayu biasa digunakan oleh masyarakat Kota Batam memiliki arti mau.
Contoh penggunaannya adalah “Aku nak tido” yang memiliki arti “aku mau tidur”.
Sementara itu, penggunaan kata “nak” dalam bahasa indonesia memiliki arti
panggilan anak. Contohnya yaitu “Nak, belikan Ibu gula di warung”.
- Kata “Tak”
Dalam bahasa melayu,
kata “tak” memiliki arti tidak. Salah satu contohnya yaitu “tak nak” yang
memiliki arti tidak mau. Berbeda dengan penggunaan bahasa jawa, kata “tak”
memiliki arti saya. Contohnya adalah “tak gepuk” yang artinya saya pukul.
- Kata “Kali”
Kata “kali”
sering membuat salah paham ketika didengar oleh orang yang tidak paham bahasa
orang Batam. Dalam bahasa indonesia, kata “kali” dapat digunakan sebagai kata
untuk menyatakan kekerpan tindakan, kelipatan atau perbandingan ukuran, harga,
menyatakan pergandaan, dan lain-lain. Dalam bahasa jawa, kata “kali” memiliki
arti sungai. Sementara menurut orang batam, kata “kali” memiliki arti sangat
atau sekali. Contoh penggunaannya yaitu “jauh kali ko pegi” yang artinya jauh
sekali kamu pergi.
- Kata “Cok”
Kata “cok”
menurut orang Batam artinya coba. Biasanya digunakan saat ngobrol informal
dengan teman sebaya. Contoh penggunaannya adalah “cok ko tengok dulu” yang
artinya coba kamu lihat dulu”. Sementara menurut orang jawa, kata “cok”
memiliki makna sialan ataupun brengsek. Kata tersebut biasa digunakan untuk
mengungkapkan ekspresi kekecewaan ataupun ekspresi terhadap suatu hal yang luar
biasa.
- Kata “Boleh Tahan”
Kata “boleh
tahan” biasanya diungkapkan menggunakan logat medan. Kata tersebut memiliki
arti seperti lumayan dan diungkapkan saat ingin mengekspresikan kekaguman.
- Kata “Pusing-pusing”
Kata
“pusing-pusing” menurut orang batam memiliki arti muter-muter. Kata tersebut
berasal dari istilah melayu dan sering terdengar di TV3 Malaysia.
- Mancis
Menurut KBBI,
kata “mancis” memiliki arti cocok. Berbeda dengan bahasa melayu, kata “mancis”
memiliki arti korek api.
Komentar
Posting Komentar